ikan

ANCAMAN SAMPAH LAUT DAN KEBIJAKAN PENGELOLAANNYA

Penulis Parmadi., S.E., M.E Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan FEB UNJA

PADA LAUT: IKAN ATAU SAMPAH

Saat  ini tercatat 150 juta ton plastik  di lautan dunia. Jumlah ini  akan meningkat sebesar 250 juta lagi jika tren urbanisasi, produksi, dan konsumsi terus berlanjut. Laporan dari  World  Economic  Fordan Ellen Mac Arthur Foundation memperkirakan bahwa  pada tahun 2050 akan ada “lebih banyak plastik ketimbang ikan”  kecuali bila terdapat “jalur-jalur  paska-guna  yang efektif untuk  plastik; pengurangan kebocoran plastiK  ke sistem-sistem alami secara drastis, khususnya lautan; dan penghentian penggunaan plastik berbasis  fosil.” Sampah laut, disebut sebagai kotoran laut, didefinisikan oleh UNEP (2009) sebagai bahan padat yang sulit terurai, hasil pabrikan, atau olahan yang dicampakkan, dibuang, atau dibiarkan di lingkungan laut dan pesisir.  Sampah laut diartikan sebagai barang-barang yang dibuat atau digunakan oleh manusia dan  secara sengaja dibuang ke laut atau sungai, atau  dibiarkan tergeletak di pantai atau pesisir; terhanyutkan secara tak langsung ke laut melalui sungai, saluran pembuangan air, air limpasan, atau angin; atau  secara tak sengaja hilang, termasuk barang-barang yang hilang di laut (perlengkapan penangkapan ikan)

Sampah laut terdapat di semua habitat laut, mulai dari kawasan-kawasan padat penduduk hingga lokasi-lokasi terpencil yang tak terjamah manusia; dari pesisir dan kawasan air dangkal hingga palung-palung laut dalam.  Kepadatan sampah laut beragam dari satu lokasi ke lokasi lain, dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia, kondisi perairan atau cuaca, struktur dan perilaku permukaan bumi, titik masuk, dan karakteristik fisik dari materi sampah.  Sampah laut terdapat di semua habitat laut, mulai dari kawasan-kawasan padat penduduk hingga lokasi-lokasi terpencil yang tak terjamah manusia; dari pesisir dan kawasan air dangkal hingga palung-palung laut dalam.  Kepadatan sampah laut beragam dari satu lokasi ke lokasi lain, dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia, kondisi perairan atau cuaca, struktur dan perilaku permukaan bumi, titik masuk, dan karakteristik fisik dari materi sampah.

Salah satu jenis sampah laut adalah plastik. Sebanyak  5 negara mendapat predikat sebagai penimbul sampah plastik ke laut terbesar di Asia Selatan dan Tenggara. Negara  Sri Lanka, yang jika dilihat dari jumlah sampah plastik per tahun, termasuk di urutan ke 5 dengan cuma membuang sampah plastik sejumlah 1,8 juta ton dengan 84 persen di antaranya tidak diolah dan akhirnya mencemari laut. Tercatat, setiap penduduk pesisir Sri Lanka bertanggungjawab atas 109 kilogram sampah plastik setiap tahunnya.  Peringkat 4 adalah  Filipina dengan 2,2 juta ton sampah plastik diproduksi setiap tahun, 83 persen di antaranya tidak diolah alias mengapung di laut. Secara keseluruhan, setiap penduduk pesisir Filipina membuang 22,6 kilogram sampah plastik ke laut setiap tahunnya. Peringkat 3  dipegang oleh Vietnam. Dari dua juta ton sampah plastik yang diproduksi Vietnam, 1,8 juta ton alias 88 persen mencemari air laut. Artinya, setiap penduduk pesisir Vietnam membuang 32,9 kilogram sampah plastik ke laut per tahun – termasuk yang paling tinggi di dunia. Peringkat 2 oleh Indonesia dengan 3,2 juta ton.  Dihitung dari presentase jumlah sampah plastik yang tidak diolah, Indonesia termasuk yang paling tinggi di dunia. Sebanyak 87 persen dari 3,8 juta ton sampah plastik yang dibuang setiap tahun mengambang di laut. Itu berarti setiap penduduk pesisir Indonesia bertanggungjawab atas 17,2 kilogram sampah plastik yang mengapung dan meracuni satwa laut. Sebagai juaranya adalah China dengan 8,8 Juta Ton. Hasil studi University of Georgia, China adalah negara konsumen plastik terbesar di dunia. Rata-rata 11, 5 juta ton terdapat sampah plastik per tahun dan sebanyak 78% di antaranya terbuang di lautan lepas. Jika dihitung, setiap penduduk di wilayah pesisir Cina membuang 33,6 kilogram plastik ke laut per tahunnya.

Untuk sampah laut dapat digolongkan dalam beberapa kategori:  (a) Plastik, mencakup beragam materi polimer sintetis, termasuk jaring ikan, tali, pelampung dan perlengkapan penangkapan ikan lain; barang-barang konsumen keseharian, seperti kantong plastik, botol plastik, kemasan plastik, mainan plastik, wadah tampon; popok; barang-barang untuk merokok, seperti puntung rokok, korek api, pucuk cerutu; butir resin plastik; partikel plastik mikro;  (b) Logam, termasuk kaleng minuman, kaleng aerosol, pembungkus kertas timah dan pembakar (barbeque) sekali pakai; (c) Gelas, termasuk botol, bola lampu; (d) Kayu olahan, termasuk palet, krat/peti, dan papan kayu; (e) Kertas dan kardus, termasuk karton, gelas, dan kantong;  (f)  Karet, termasuk ban, balon, dan sarung tangan;  dan (g) Pakaian dan tekstil, termasuk sepatu, bahan perabot, dan handuk

KEBIJAKAN PENGELOLAAN

Sebagai Negara dengan peringkat ke 2 terbanyak di laut, tentu memberikan ancaman yang luas bagi kehidupan ekosistem dan lingkungan di wilayah pesisir. Pada tahun 2010,   Indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta yang tinggal dalam jarak 50 km dari pesisir,  dan setiap tahunnya menghasilkan  3,22 juta ton  sampah yang tak terkelola dengan baik,  diperkirakan mengakibatkan kebocoran 0,48-1,29 juta ton metrik sampah plastik per tahun ke lautan

Sampah plastik hingga kini masih menjadi persoalan serius bagi Indonesia dan juga negara lain di dunia. Di Nusantara, sampah plastik tak hanya dijumpai di wilayah darat saja, tapi juga sudah menyebarluas ke wilayah laut yang luasnya mencapai dua pertiga dari total luas Indonesia. Semua pihak dihimbau untuk terus terlibat dalam penanganan sampah plastik yang ada di lautan. Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) mencatat, setiap tahun sedikitnya sebanyak 1,29 juta ton sampah dibuang ke sungai dan bermuara di lautan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 13.000 plastik mengapung di setiap kilometer persegi setiap tahunnya. Fakta tersebut menasbihkan Indonesia menjadi negara nomor dua di dunia dengan produksi sampah plastik terbanyak di lautan.  Semakin banyak sampah plastik di lautan, maka semakin besar ancaman bagi kelestarian ekosistem di laut. Meski ancaman kerusakan tak hanya berasal dari sampah plastik, tetapi dampak yang ditimbulkan dari sampah plastik juga sangat berbahaya. Ancaman kerusakan ekosistem di laut, juga disebabkan oleh pencemaran industri, penangkapan ikan berlebih, reklamasi pantai, dan pengasaman laut sebagai dampak perubahan iklim. Kondisi itu, harus segera dicarikan solusi untuk menyelamatkan ekosistem laut yang bermanfaat sangat banyak untuk masyarakat.

Berbagai masalah dan tantangan yang dihadapi saat ini dalam mengelola sampah plastik yang ada di laut harus dipecahkan bersama. Selain itu, harus juga dibahas bagaimana mencari inovatif, kebijakan lokal dan nasional, kemitraan swasta, publik, dan pendidikan untuk perubahan perilaku masyarakat agar berperan aktif memerangi sampah plastik. Jika sampah plastik di laut tidak dicegah produksinya, maka itu akan mengancam keberadaan biota laut yang jumlahnya sangat banyak dan beragam. Tak hanya itu, sampah plastik bersama mikro plastik yang ada di laut juga bisa mengancam kawasan pesisir yang memang sangat rentan.

Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah Indonesia untuk bisa mengurangi dan menurunkan produksi sampah plastik di laut. Upaya yang dilakukan, melalui penanganan yang terintegrasi, baik dari tataran kebijakan hingga pengawasan implementasi kebijakan penanganan sampah plastik, khususnya sampah plastik laut., terdiri dari empat pilar utama, yaitu perubahan perilaku, mengurangi sampah plastik yang berasal dari daratan, mengurangi sampah plastik di daerah pesisir dan laut, serta penegakan hukum, mekanisme pendanaan, penelitian-pengembangan (inovasi teknologi) dan penguatan institusi. Kolaborasi Bilateral, Regional juga kerja sama Pemerintah dan swasta terus digalang untuk mengendalikan sampah plastik laut. Upaya pengendalian mutlak dilakukan melalui pemantauan dan pengumpulan sampah plastik dari laut dengan menggunakan teknologi yang relevan untuk menjamin hasilnya.

Dalam Konferensi East Asia Summit (EAS) 2017 yang digelar di Bali, Indonesia mengampanyekan perang terhadap sampah plastik di lautan. Dalam konferensi tersebut, Indonesia menyampaikan beberapa langkah yang telah dilakukan Indonesia untuk memerangi sampah plastik di laut. Diantaranya adalah penerbitan Perpres Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia dan National Plan of Action on Marine Plastic Debris 2017-2025 (Mei 2017), Kampanye Combating Marine Plastic Debris serta Reduction Plastic Bag Production and Use.”  EAS merupakan forum regional yang menjadi wadah dialog dan kerja sama strategis para pemimpin dari 18 negara dalam menghadapi berbagai tantangan utama yang ada di kawasan. Ke-18 negara peserta EAS adalah 10 negara anggota ASEAN, Amerika Serikat, Australia, India, Jepang, Korea Selatan, RRT, Rusia, dan Selandia Baru.

STRATEGI PEMERINTAH

Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menggelontorkan lima strategi untuk menangani masalah sampah laut yaitu: pertama;  Gerakan nasional peduli sampah di laut.Gerakan ini dilakukan melalui pendidikan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar, mahasiswa dan pendidik. Dalam aksi ini, KLHK sudah menyelenggarakan gerakan nasional sosialisasi mengenai dampak negatif sampah laut, terutama plastik bagi kesehatan dan ekosistem, serta sosialisasi terkait pengelolaan sampah terpadu. Progresnya adalah pelaksanaan sosialisasi Gerakan Nasional Pilah Sampah dari Rumah di Jakarta, Kota Bitung, Kota Mataram dan Semarang.  Kegiatan lainnya adalah mengadakan pelatihan pemilahan dan pemanfaatan sampah plastik di Ponorogo, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Takalar, Kota Bandung, Kota Malang dan Kabupaten Manggarai Barat. KLHK juga memberikan penghargaan untuk dunia usaha, media massa, kelompok masyarakat, dan tokoh agama/masyarakat terkait inovasi dan kepeloporan dalam pengelolaan daur ulang sampah, termasuk plastik. Penghargaan kepada produsen untuk inisiatif dan kinerja pengurangan sampah pada 2016 dan 2017 serta penghargaan kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah Adipura. Selain itu, KLHK juga membentuk program kolaborasi dengan dunia usaha, media massa, kelompok masyarakat, dan lembaga adat/agama. Kedua;  Pengendalian sampah. Strategi kedua adalah pegendalian sampah pada Daerah Aliran Sungai (DAS), pengendalian sampah plastik dari sektor industri hulu dan hilir. Pada aksi ini, KLHK sudah membentuk Permen LHK tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh produsen yang saat ini sedang dalam tahap pengundangan. Ketiga, Pengelolaan sampah plastik. Aksi ketiga adalah pengelolaan sampah plastik yang berasal dari aktivitas transportasi laut, kegiatan di kawasan wisata bahari, kelautan dan perikanan serta pesisir dan pulau-pulau kecil. Beberapa aksi yang sudah dan sedang dilakukan KLHK antara lain penyusunan draf peraturan pengelolaan sampah mulai dari Reception Facility sampai dengan pengangkutan, support sarana dan prasarana di Labuan Bajo, Karimunjawa, dan Larantuka. Keempat: Diversifikasi skema pendanaan.Aksi keempat adalah diversifikasi skema pendanaan di luar APBN/APBD, memperkuat kelembagaan dan meningkatkan efektivitas pengawasan dan pelaksanaan penegakan hukum, dan kelima; Memacu inovasi. Strategi kelima, memacu inovasi pengelolaan dan mengatasi pencemaran sampah di laut melalui riset dan pengembangan.

Secara kebijakan dan strategi serta aksi yang sudah dilakukan oleh pemerintah merupakan perwujudan dari kebijakan pro lingkungan untuk tetap bergerak kepada pelaksanaan pembangungan yang berkesinambungan (sustainable development), walaupun pelaksanaan kebijakan aksi strategi tersebut belum terlihat luas cakupannya dan belum optimal. Tugas berat bagi pemerintah, namun bukan berarti melupakan pelibatan langsung masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan pesisir dan dalam pengelolaan sampah laut dan pesisir berdasar kearifan lokal. Bagaimanapun masyarakat ingin terlibat, namun keadaan dan kesempatan dalam lingkup social dan ekonomi kadang juga menjadi hambatan berarti. Sebagai agen pembangunan pelibatan masyarakat juga swasta, menjadi hal yang harus digaungkan kembali.

Penulis Parmadi., S.E.,M.E

kpu

Peran KPPU Dalam Memajukan UMKM Indonesia

Peran KPPU Dalam Memajukan UMKM Indonesia

Oleh: Etik Umiyati

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu sektor yang sangat berperan penting dalam meningkatkan kegiatan perekonomian Indonesia. Bank Indonesia (2016) mendefinisikan bahwa UMKM adalah usaha dengan pendapatan bersih  paling banyak 10 milyar dengan penjualan tahunan paling banyak 50 milyar.  Undang-Undang No 20 Tahun 2008 mendefinisikan bahwa UMKM  suatu kegiatan ekonomi yang sifatnya produktif dan berdiri sendiri.

Produktifitas dari sektor UMKM terlihat dari kontribusi terhadap PBB dan penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementrian Koperasi dan UMKM  (2019) menunjukkan bahwa sektor UMKM mampu menyerap 89.2 persen tenaga kerja. Tingginya kontribusi UMKM didalam menyerap tenaga kerja terjadi di negara berkembang dan negara maju UMKM. Kajian yang dirilis oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) mengemukakan bahwa Jepang sebagai negara maju  sektor UMKM di Jepang  mampu memberikan kontribusi lapangan pekerjaan sebesar 70 persen, (Primus, 2018).  

Selanjutnya kontribusi UMKM terhadap PDB Indonesia sebesar adalah sebesar 60.34 persen  dari total PDB nasional. Selain itu sektor  UMKM juga memberikan kotribusi terhadap total ekspor 14.17 dan total investasi sebesar 58.18 persen  UMKM menjadi salah satu sektor  yang paling berpengaruh dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun pada kenyataannya UMKM yang ada di Indonesia nyatanya masih memiliki hambatan untuk maju. Hal ini terlihat dari rendahnya kontribusi UMKM terhaap total produk yang di ekspor. 

Beberapa faktor penghambat UMKM naik kelas diantaranya yaitu kurangnya modal,  hal ini disebabkan sulitnya perizinan, dan akses permodalan menjadi kendala bagi UMKM dalam mengembangkan usahanya sehingga produk yang dihasilkan oleh UMKM sulit untuk menembus pasar. Kemampuan manajemen pemilik UMKM juga masih rendah khususnya berkaitan  pembukuan serta minimnya akses tekhnologi dan informasi pada era digitalisasi.

Ditengah pandemi Covid-19 kondisi UMKM semakin sulit untuk berkembang. Sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari adanya pandemi Covid-19.  UMKM yang bergerak disektor restoran mengalami penurunan transaksi hingga 70 persen dan berdampak pada turunnya pendapatan sebesar 80 persen. Catatan Kementrian Koperasi dan UKM menunjukkan bahwa terdapat 37,000 UMKM yang terdampak serius akibat adanya pandemi Covid-19 dengan penurunan penjualan sebesar 56 persen dan permasalahan dalam akses pembiayaan sebesar 22 persen.

Tingginya penurunan omset yang dihasilkan oleh UMKM disebabkan oleh kebijakan WFH (work from home) yang berdampak pada menurunnya kegiatan transaksi dan kegiatan produksi dari UMKM. Penurunan omset UMKM juga berdampak pada menurunnya jumlah PDB Indonesia yang dihasilkan serta pengurangan jumlah tenaga kerja. Penurunan kegiatan UMKM jika dibiarkan secara terus menerus tentu akan berdampak pada menurunnya kegiatan sektor ekonomi  Indonesia dan bahkan, akan mengarah pada krisis ekonomi. Dalam kondisi seperti ini tentu membutuhkan lembaga yang bisa memberikan jaminan untuk UMKM agar tetap bertahan ditengah kondisi pandemi Covid-19. Salah satunya dengan memberikan mitra usaha yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja UMKM.

KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) merupakan salah satu lembaga yang bertujuan untuk meningkatkan kemitraan dan persaingan usaha untuk mendorong perekonomian nasional. Bentuk kegiatan yang dapat  dilakukan oleh KPPU dalam hal ini  memperluas pengawasan ke sektor UMKM dan usaha besar. Salah satu bentuk kagiatan pengawasan kemitraan yang dilakukan oleh KPPU adalah mengawasi sistem pembayaran antar mitra dalam kegiatan usaha. Tugas utama yang perlu dilakukan oleh KPPU agar UMKM  di Indonesia tetap bangkit dan terus berlanjut ditengah pandemi yaitu bukan hanya sebagai pengawas mitra saja akan tetapi juga menghubungkan antara UMKM dengan mitra perusahaan besar.

Pengembangan kegiatan UMKM tentunya membutuhkan sumber permodalan sehingga izin usaha merupakan hal utama yang dibutuhkan oleh UMKM untuk mengakses permodalan kredit perbankan. KPPU tentunya memiliki peran yang sangat penting untuk membantu UMKM dalam meraih perizinan usaha dan memperoleh HKI (Hak Kekayaan Intelektual). HKI sangat efektif melindungi inovasi produk yang dihasilkan oleh UMKM, (Nasution, 2020). 

Dengan adanya izin usaha dan HKI tentu akan memudahkan UMKM bisa menembus pasar sehingga penjualan yang dilakukan oleh UMKM tidak hanya dilakukan di pasar nasional tetapi juga merambah kepasar internasional. Selain itu  juga memudahkan KPPU dalam mengawasi persaingan usaha, sehingga produk yang dihasilkan oleh UMKM tidak mudah dikalim oleh negara lain. 

KPPU Tetap Awasi Persaingan Pelaku Usaha Bapok Saat Pandemi Corona |  SINDOnews | LINE TODAY

KompetisiArtikelKPPU#LombaArtikelKPPU#KompetisiKPPU

jebac

SEMINAR NASIONAL & CALL FOR PAPERS

Dalam rangka mensukseskan seminar Nasional yang diadakan oleh Fakultas Ekonommi dan Bisnis Universitas Jambi, Kami melaksanakan Call for Papers dengan Tema: Revolusi Industri pada Pendidikan Tinggi dan Dunia Usaha. Seminar ini diselenggarakan dengan tujuan agar dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman yang dapat meningkatkan pengalaman akan potensi sekaligus tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan kekuatan ekonomi. Oleh karena itu, topik dalam seminar ini berkaitan dengan:

  1. Kesiapan perguruan tinggi menghadapi revolusi Industri
  2. Implikasi Digital Ekonomi pada pendidikan Tinggi dan Dunia Usaha
  3. Peran Penggunaan Financial Technology pada usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam era Digital Ekonomi
  4. Peran Financial Technology dalam mendorong Inklusi Keuangan
  5. Tuntutan Ekonomi Sumber Daya Manusia pada Dunia Pendidikan Vokasi di Era Revolusi Industri
  6. Pengembangan, regulasi dan pengawasan perusahaan Financial Technology di Indonesia

JEBAC akan dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 05 November 2018,Lokasi,Swiss-belhotel Jambi

Keynote Speakers :

  1. Prof. dr. Ali Gufron Mukti M.Sc., Ph.D (Direktur Jendral Sumber Daya Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (SDID), Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
  2. Sukarela Batunanggar, SE., MBA (Deputi Komisioner OJK Institute)
  1. Faisal Basri, SE., MA (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia)
  2. Samsul Hidayat, SE., MBA (Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia)
feb

Akreditasi Prodi EP

MENDALO– Prodi Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi (UNJA) meraih akreditasi A yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT). Pencapaian ini di raih atas kerjasama berbagai pihak yang saling berkerjasama sehingga bahu membahu mensukseskan proses Akreditasi EP. Selain itu, pencapaian ini memberikan kesempatan, peluang sekaligus tantangan bagi mahasiswa dan Dosen mampu bersaing dengan perguruan tinggi yang lainny.

Menurut Rektor Universitas Jambi Prof H Johni Najwan didampingi Kepala Bagian Humas Unja Akbar Kurnia Putra di Jambi harapannya pencapaian Prodi Ekonomi Pembangunan yang berhasil meraih akreditasi A BAN-PT dapat menjadi motivasi bagi prodi lainnya untuk menyusul meraih akreditasi A.

Hasil Akreditasi A bagi prodi ekonomi pembangunan FEB tersebut, berdasarkan SK Nomor 1543/SK/BAN PT/Akred/V/2017 tertanggal 23 Mei 2017. Hasil penilaian menunjukkan angka total 361 atau masuk ke akreditasi A. Sementara itu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNJA, Drs.H.Amril.,ME menyatakan bahwa pencapaian akreditasi A dari prodi Ekonomi Pembangunan (EP) itu dilalui setelah melalui tahapan-tahapan. Salah satunya adalah dalam peningkatan layanan perkuliahan, manajemen, infrastruktur, laboratorium serta komposisi guru besar dan tenaga dosen. Selanjutnya Dekan FEB UNJA mengharapkan bahwa pencapaian ini diharapkan memotivasi prodi yang bersangkutan untuk mempertahankan kinerja, dan juga memacu yang lainnya untuk menyusul mendapatkan akreditasi A. Beliau juga menyebutkan, di FEB UNJA itu terdapat empat jurusan. Selain jurusan Ekonomi Studi Pembangunan juga jurusan manajemen, akuntansi dan Ekonomi Islam. Untuk jurusan manajemen dan akuntansi saat ini berakreditasi B, sedangkan untuk jurusan ekonomi Islam tengah didorong untuk mendapatkan akreditasi B.

Kesuksesan bagi prodi yang dapat memperoleh pencapaian akreditasi A, maka berdasarkan janji Rektor Universitas Jambi sebagai pimpinan Universitas Jambi memberikan penghargaan menarik bagi dekan dan kepala program studi yakni berangkat umroh ke Tanah Suci Mekah.

Sementara itu Rektor Unja Prof Johni Najwan menyebutkan tahun 2017 merupakan tahun kompetisi, prestasi dan promosi yang diharapkan bisa memacu civitas akademika untuk meningkatkan kinerja dan karya. Selain itu pihaknya juga mendorong penambahan guru besar atau profesor serta memperbanyak jurnal ilmiah yang dipublikan di jurnal internasional.

Setelah memperoleh akreditasi A, prodi ekonomi pembangunan yang saat ini di ketuai oleh Dr. Junaidi.,SE.,M.Si bersama-sama untuk meningkatkan kualitas SDM Dosen dan Mahasiswa. Target selanjutnya, Prodi Ekonomi pemabangunan kedepannya akan menuju Akreditasi Internasional bersama dengan prodi yang memiliki Akreditasi A di UNJA seperti Prodi Hukum, Kimia dan PGSD.

Berkas Akreditasi

Legalisir Periode 15 Juni 2012 15 Juni 2017

Legalisir Periode 23 Mei 2017 23 Mei 2022

Periode 15 Juni 2012 15 Juni 2017

Periode 23 Mei 2017 23 Mei 2022

seminar 2

KULIAH UMUM “BANGKIT BERDAYA” oleh WALIKOTA JAMBI

Mendalo – Pada senin pagi tanggal 27 Agustus 2018, Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi sukses menggelar Kuliah Umum dengan Tema “Bangkit Berdaya: Pembangunan Perkotaan Berbasis Partisipasi Masyarakat” dengan mendatangkan Walikota Jambi Dr.H.Syarif Pasha,M.E sebagai pembicara. Antusias mahasiswa ekonomi pembangunan yang mayoritas adalah mahsiswa baru semester 1, kemudian diikuti pula mahasiswa semester 3 dan semester 5. Banyak doorprize yang diberikan oleh bapak Walikota Jambi kepada mahasiswa program studi ekonomi pembangunan. Kegiatan ini diselenggarakan untuk menjalin kerjasama yang erat antara ekonomi pembangunan dengan walikota jambi untuk menuju ekonomi pembangunan yang bertaraf nasional dan internasional. Selain itu, walikota Jambi Dr.H.Syarif Pasha,M.E membuka kesempatan bagi mahasiswa ekonomi pembangunan yang berminat melakukan kegiatan Magang dan KKN di Kota Jambi. Pemerintah Kota Jambi terus berupaya mengembangkan program smart city (Kota Pintar) sehingga menyentuh semua bidang di Kota Jambi. Disampaikan Walikota Jambi Sy Fasha, smart city di Kota Jambi sudah dimulai sejak tahun 2014. Saat ini ada 96 inovasi yang telah dibuat untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahn di Kota Jambi yang saat ini menjadi rule model di tingkat Internasional.

Melalui Majalah Itech, ASPEKTI (Asosiasi Perusahaan Konsultan Telematika Indonesia), Alvara (Marketing Research Agency), serta di dukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, dan bersama asosiasi TIK lainnya, menganugerahkan Penghargaan TOP IT dan TELCO 2017 untuk kategori TOP IT Implementation on Smart City Development 2017 bagi Pemerintah Kota Jambi.

PRODI EP MENYELENGGARAKAN KULIAH UMUM, 27 AGUSTUS 2018

Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi pada tanggal 27 Agustus 2018 akan mengadakan KULIAH UMUM oleh Dr.H.Syarif Fasha, M.E dengan tema “Bangkit Berdaya: Pembangunan Perkotaan Berbasis Partisipasi Masyarakat”. Kuliah umum ini akan dihadiri sekitar 300-400 Mahasiswa Ekonomi Pembangunan, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Wakil Rektor 1 Universitas Jambi, dan Dosen-Dosen Ekonomi Pembangunan. Acara Kuliah Umum ini melibatkan beberapa panitia dari HIMA EP (Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan) yang turut membantu demi berlangsungnya acara ini.

Adapun susunan Acara Kuliah Umum pada tanggal 27 Agustus 2018 adalah sebagai berikut:

No WAKTU URAIAN PIC Alokasi Waktu
1 7.30-8.00 Pendaftaran Peserta Panitia 30 menit
2 8.00-8.10 Peserta sudah ada diruangan menyambut kedatangan Walikota Jambi Dr.H.Syarif Fasha, M.E dan Wakil Rektor 1 (Secara bersama-sama bersama MC naik ke atas panggung) Semua Dosen, Ketua Hima dan Panitia Kuliah Umum

Di pandu oleh MC (Asrida dan Enggar)

10 menit
3. 8.00-8.05 Menyanyikan Indonesia Raya

 

Dipandu oleh Mahasiswa EP: Lusiana 5 menit
4. 8.05-8.10 Doa Pembukaan Acara Dibacakan Oleh Ukat 5 menit
5. 8.10-8.25 Sambutan Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan oleh Dr.H.Junaidi.,SE.,M.Si Dipandu oleh MC (Asrida dan Enggar) 15 menit
6. 8.25-8.40 Sambutan Dekan FEB UNJA oleh Drs.H.Amril.,M.E Dipandu oleh MC (Asrida dan Enggar) 15 menit
7. 8.40-8.55 Sambutan Wakil Rektor 1 Universitas Jambi oleh

Prof.Dr.Ir.RA Muthalib,M.S

Dipandu oleh MC (Asrida dan Enggar) 15 menit
8. 8.55-10.25 Kuliah Umum Walikota Jambi oleh Dr.H.Syarif Fasha.,M.E Dipandu oleh Moderator Dra. Emilia.,M.E 1 jam 30 menit
9. 10.25-10.55 Tanya Jawab Dipandu oleh Moderator Dra. Emilia.,M.E 30 menit
10. 10.55-11.05 Penyerahan Cindra Mata Plakat dan

Foto Bersama Bersama Dosen EP dan Panitia Kuliah Umum

Dipandu oleh Moderator Dra. Emilia.,M.E 10 menit
11 11.05-11.10 Acara Selesai Dipandu oleh MC (Asrida dan Enggar) 5 Menit

 

mahasiswa

Penyambutan Mahasiswa Baru EP FEB UNJA

Mendalo,Jambi –Acara penyambutan mahasiswa baru prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi di sambut gembira oleh Dosen-dosen ekonomi pembangunan. Acara ini di buka langsung oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang merupakan dosen ekonomi pembangunan Drs.H.Amril.,ME, dilanjutkan oleh Dr.H.Junaidi.,SE.,M.Si selaku ketua jurusan ekonomi pembangunan dan Dr.H.Syaparuddin.,SE.,M.Si selaku Wakil Dekan 1 FEB UNJA.

Selanjutnya di hadiri oleh Dosen ekonomi pembangunan diantaranya Profesor Dr. M.Rachmad.,SE.,M.S (Rektor Universitas Muaro Bungo), Dr.H.Zamzami.,SE.,M.Si (Wakil Direktur Pascasarjana), Dr.Syurya Hidayat.,SE.,M.Si (Ketua Program Doktor S3 Ilmu Ekonomi Universitas Jambi), Dra.Emilia.,ME (komisaris Bank 9 Jambi), Etik Umiyati.,SE.,M.Si (Sekertaris Prodi EP), Dr.Siti Hodijah.,SE.,M.Si, Dr.Yulmardi.,SE.,M.Si, Dr.M.Ridwansyah.,SE.,M.Sc, Dr.Zulfanetti.,SE.,M.Si, Dr.Dra.Heriberta.M.E, Dr.Arman Delis.,SE.,M.Si, Candra Mustika.,SE.,M.Si, Adi Bhakti.,SE.,M.Si, Zulgani.,SE.,MP, Hardiani.,SE.,M.Si, Dwi Hastuti.,SE.,M.Sc, Dra.Rahma Nurjanah.,ME, Erni Achmad.,SE.,M.Si, Selamet Rahmadi.,SE.,M.Si, Parmadi.,SE.,ME, Jaya Kusuma Edi.,SE.,M.Si, Rosmeli.,SE.,M.E, dan Nurhayani.,SE.,M.Si yang telah menyempatkan hadir meyambut Mahasiswa baru. Harapannya dengan penyambutan ini dapat memperkuat rasa kekeluargaan sesama mahasiswa dan Dosen ekonomi pembangunan.

 

seminar

Dosen EP Mengikuti Kegiatan ISEI ke XX di Bandung

Bandung- Beberapa Dosen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi Menghadiri Acara Seminar Nasional dan Kongres ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) yang ke XX dengan tema “Memperkuat Produktivitas Perekonomian Indonesia: Harmonisasi Sektor Formal dan Informal” di Bandung, tanggal 8 – 10 Agustus 2018. Dimana Dosen EP yang bernama Etik Umiyati.,SE.,M.Si menjadi salah satu presenter di Acara tersebut. Selanjutnya ada beberapa dosen yang ikut berpartisipasi diantaranya 1)Dr.Junaidi.,SE.,M.Si, 2)Hardiani.,SE.,M.Si, 3)Erni Achmad.,SE.,M.Si, 4)Dr.Heriberta.,SE.,M.Si, 5)Dr.Zulfanetti.,SE.,M.Si, 6)Dr.Yulmardi.,SE.,M.Si, 7)Dr.Ridwansyah.,SE.,M.Si, 8)Jaya Kusuma Edy.,SE.,M.Si dan 9)Prof. DR. H. Syamsurizal Tan, SE, MA selaku ketua ISEI cabang Jambi. Acara ISEI ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari kegiatan “EP Gathering” yang di laksanakan di lembang, Bandung. Harapannya dosen EP FEB UNJA dapat membantu dan ikut serta secara aktif dalam usaha-usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikan dan penelitian bidang ekonomi serta dapat bersaing di tingkat Nasional dan Internasional.

sriwanter

Prodi Ekonomi Pembangunan Sukses Gelar EP Gathering di Bandung

BandungDosen dan Staff Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi sukses melaksanakan EP Gathering di Lembang pada tanggal 7-8 Agustus 2018. EP Gathering kali ini memilih tempat wisata yang populer di Bandung seperti ciater, maribaya, dan tangkuban perahu. Acara yang bertemakan EP Gathering tersebut dilaksanakan sebagai ajang untuk mempererat hubungan sesama dosen dan staff Ekonomi Pembangunan dan juga momen Refreshing.

Pemilihan lokasi menginap dengan suasana yang sejuk dan pemandangan yang indah membuat Dosen dan staff ekonomi pembangunan merasa nyaman. Puncak acara EP Gathering tepat pada malam rabu tanggal 8 Agustus 2018 yang diisi dengan suara lantunan melodi dari masing-masing dosen yang menyumbangkan lagu-lagu sambil berjoget bersama. Kemeriahan acara ini juga membuat para dosen dan staff merasa senang dan gembira dengan melihat pemandangan yang dikelilingi hutan pinus disertai dengan udara yang sejuk dan segar.

EP gathering hari berikutnya di lanjutkan ke tempat wisata The Lodge maribaya, lembang bandung menjadi destinasi wisata yang sangat menarik karena banyak sekali wahana dan fasilitas seperti hot air baloon/balon udara, zip bike, gantole, ayunan sky swing, bamboo sky, sky tree, camping dan beragam makanan kuliner. Beragam wahana di The Lodge maribaya membuat family gathering ekonomi pembangunan semakin akrab satu sama lain. Keceriaan masing-masing dosen dan staff EP gathering dengan suka cita mencoba berbagai wahana satu per satu.

Setelah itu, perjalanan EP gathering dilanjutkan menuju wisata yang sangat melegenda di bandung yaitu wisata tangkuban perahu. Legenda yang berkembang di masyarakat terkait asal muasal gunung yang mirip dengan perahu telungkup atau perahu terbalik. Kisah tanggupan perahu yang dikisahkan oleh seorang pemuda yang bernama sangkuriang berniat untuk menikahi ibu kandungnya yang bernama dayang sumbi yang masih muda dan cantik jelita. Mengetahui sangkuriang anaknya adalah putranya maka dayang sumbi mengajukan permintaan yang tidak masuk akal dimana sangkuriang harus membuat danau beserta perahu yang sangat besar dalam waktu satu malam agar pagi harinya akan digunakan untuk berlayar. Mendengar hal tersebut sangkuriang tetap menyangguppi permintaan ibunya karena sangkuriang sangat mencintai dayang sumbi.

Menjelang pagi peerjaan sangkuriang pun hampir selesai karena dibantu oleh mahluk gaib. Melihat pekerjaan sangkuriang hampir selesai, maka dayang sumbi merasa gelisah, akhirnya dayang sumbi berdoa agar matahari terbit lebih cepat. Akhirnya doa dayang sumbi terkabul yang menyebabkan pekerjaan sangkuriang belum selesai. Melihat kegagalannya maka sangkuriang marah kemudian menendang perahu tersebut hingga terbalik. Dari perahu terbalik itulah, kemudian disebut tangkuban perahu. Status gunung tangkuban perahu masih berstatus aktif dan berada dibawah pengawasan badan direktoeat vulkanologi Indonesia.

Selesai dari wisata di tangkuban perahu maka berakhirlah EP Gathering FEB UNJA. Perasaan yang bahagia bisa berwisata bersama-sama untuk memperkokoh rasa kekeluargaan menjadikan dosen dan staf semakin solid.